Pertanian Berkelanjutan: Pengertian, Prinsip Dasar, dan Praktiknya untuk Kebun Sawit

Pertanian Berkelanjutan

Kemajuan teknologi yang pesat dan meningkatnya pengetahuan manusia merupakan dua faktor yang paling memberikan dampak pada sektor pertanian dunia. Sektor pertanian yang tadinya hanya bergantung pada kesuburan tanah dan iklim kemudian berevolusi ke penggunaan teknologi dan akhirnya sampai pada konsep pertanian berkelanjutan. Apa itu pertanian berkelanjutan?

Insight Arvis kali ini mengajak Anda untuk mengenal pertanian berkelanjutan, prinsip dasarnya, dan praktik-praktiknya yang bisa digunakan untuk perkebunan kelapa sawit. Cek penjelasan selengkapnya di bawah ini.

Arvis menyediakan sistem perkebunan untuk kelancaran operasional kebun sawit Anda. Hubungi Arvis di WhatsApp ini

Apa Itu Pertanian Berkelanjutan

Dinas Pertanian Pemerintah Kabupaten Buleleng dalam situsnya menjelaskan bahwa pertanian berkelanjutan merupakan upaya pengelolaan sumber daya pada bidang pertanian yang berhasil memenuhi kebutuhan manusia yang terus berubah, sambil tetap menjaga atau meningkatkan kualitas lingkungan serta melestarikan alam.

Ngadi dan Mita Noveria dalam jurnal ilmiahnya yang berjudul Keberlanjutaan Perkebunan Kelapa Sawit di Indonesia dan Prospek Pengembangan di Kawasan Perbatasan yang dipublikasikan di Jurnal Masyarakat Indonesia Vol. 43 No. 1, Juni 2017, menyebutkan bahwa pertanian berkelanjutan atau sustainable agriculture merupakan pertanian yang bermanfaat dalam jangka panjang yang keberadaannya berkesinambungan dan tidak menimbulkan bencana.

Istilah “pertanian berkelanjutan” pertama kali diperkenalkan pada awal tahun 1980 oleh para ahli pertanian di Food and Agriculture Organization (FAO) sebagai pengganti istilah “agroekosistem”. Pertanian berkelanjutan bukanlah konsep pertanian pertama di dunia karena sebelumnya ada konsep pertanian tradisional dan pertanian modern.

Kegiatan berburu dan mengumpulkan makanan (primitif) berevolusi ke pertanian tradisional, sebuah konsep pertanian sederhana yang sangat bergantung dengan kesuburan tanah, kondisi iklim, dan ketersediaan tanah. Konsep ini kemudian berkembang menjadi pertanian modern atau konvensional yang mulai memanfaatkan teknologi, pestisida, dan pupuk kimia untuk kegiatan pertanian dengan tujuan memperoleh hasil yang lebih tinggi atau banyak dalam waktu yang cenderung singkat.

Pentingnya Pertanian Berkelanjutan

Mengapa pertanian berkelanjutan begitu penting? Dinas Pangan, Pertanian, dan Perikanan Kota Pontianak menjelaskan pentingnya pertanian berkelanjutan untuk mengatasi dampak yang ditimbulkan dalam pertanian modern atau konvensional. Penggunaan pestisida dan pupuk kimia dalam pertanian modern ditambah dengan maraknya ekploitasi lahan memicu pencemaran lingkungan, rusaknya struktur tanah, sampai dengan keracunan dan kematian pada makhluk hidup.

Kesadaran untuk menjaga lingkungan yang meningkat dan adanya dorongan untuk mengembangkan sebuah konsep pertanian yang tidak merusak alam serta bisa bertahan hingga generasi berikutnya memicu perkembangan konsep pertanian berkelanjutan. Tujuan dari konsep ini yaitu meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani secara menyeluruh melalui peningkatan produksi pertanian yang seimbang dengan memperhatikan kemampuan ekosistem, sehingga produksi dapat berlanjut dalam jangka panjang tanpa merusak lingkungan.

Perbedaan Pertanian Berkelanjutan dengan Pertanian Konvensional

Perbedaan antara pertanian berkelanjutan dengan pertanian konvensional atau modern dapat dilihat pada gambar tabel di bawah ini.

Gambar 1. Perbedaan Antara Pertanian Berkelanjutan dengan Pertanian Konvensional

Perbedaan Antara Pertanian Berkelanjutan dengan Pertanian Konvensional
Sumber: Dinas Pangan, Pertanian, dan Perikanan Kota Pontianak

Sistem perkebunan dari Arvis adalah kunci kesuksusan bisnis sawit Anda. Hubungi Arvis di WhatsApp ini.

Prinsip Dasar Konsep Pertanian Berkelanjutan

Ada tiga prinsip dasar dalam konsep pertanian berkelanjutan, antara lain:

1. Keberlanjutan Ekonomi

Prinsip dasar yang mencakup pembangunan yang dapat menghasilkan barang dan jasa secara berkelanjutan untuk menjaga stabilitas pemerintahan dan mencegah ketidakseimbangan sektoral yang dapat merugikan sektor pertanian dan industri. Konsep pertanian berkelanjutan mencapai hal ini dengan meningkatkan pengelolaan tanah dan rotasi tanaman namun tetap memperhatikan keseimbangan ekosistem untuk menjaga produksi pertanian dalam jangka panjang.

2. Keberlanjutan Ekologi atau Lingkungan

Prinsip dasar yang menekankan pada pemanfaatan sumber daya alam yang bijaksana tanpa merusak lingkungan dengan memastikan keadilan bagi generasi mendatang. Konsep pertanian berkelanjutan mencapainya dengan melindungi, mendaur ulang, mengganti, atau mempertahankan sumber daya alam seperti tanah, air, dan keanekaragaman hayati yang penting untuk keberlangsungan alam.

3. Keberlanjutan sosial

Prinsip dasar ini berkaitan dengan pencapaian kesetaraan dalam akses terhadap sumber daya alam dan layanan publik, termasuk kesehatan, gender, dan akuntabilitas politik. Dalam konteks pertanian berkelanjutan, hal ini berkaitan dengan peningkatan kualitas hidup dan kesejahteraan bagi semua yang terlibat dalam sektor ini. Konsep pertanian ini juga dapat mengurangi angka pengangguran dengan lebih banyak menyerap tenaga kerja daripada sistem konvensional yang lebih mengandalkan mesin dan peralatan berat.

Praktik-Praktik Pertanian Berkelanjutan

Ada beberapa praktik atau kegiatan penunjang untuk mewujudkan konsep pertanian berkelanjutan secara nyata, antara lain:

1. Pengendalian hama terpadu

Pengendalian hama dapat dikendalikan dengan lebih bijaksana dan ramah lingkungan melalui metode Pengendalian Hama Terpadu (PHT) yang mengurangi penggunaan pestisida kimia. PHT adalah pendekatan untuk mengendalikan populasi hama dengan menggunakan elemen-elemen alami agar jumlah hama tetap berada di bawah ambang batas yang merugikan dengan memperhatikan keamanan lingkungan dan kehidupan organisme lainnya.

2. Menjaga kualitas air

Praktik pertanian berkelanjutan juga bisa dilakukan dengan menjaga kualitas air dengan cara mengurangi penggunaan senyawa kimia buatan yang dapat mencemari air tanah, menerapkan irigasi tetes untuk menghemat air dan pupuk, serta melakukan penanaman, pemeliharaan, dan kegiatan konservasi tanah di daerah-daerah kritis terutama di bagian hulu sungai.

3. Mengonversi tanah

Konservasi tanah merujuk pada praktik menempatkan setiap bidang tanah dengan cara yang memperhatikan kemampuan alaminya serta memperlakukannya sesuai dengan kebutuhan agar terhindar dari kerusakan dan tetap berfungsi secara berkelanjutan. Beberapa kegiatan konservasi tanah meliputi pembuatan sengkedan atau terasering pada lereng guna mencegah erosi, reboisasi atau penanaman kembali di lahan yang rentan, pergiliran tanaman, dan menanam tanaman penutup tanah.

4. Menggunakan tanaman pelindung

Praktik pertanian berkelanjutan juga bisa direalisasikan dengan menggunakan tanaman pelindung. Penanaman tanaman pelindung seperti gandum dan semanggi setelah musim panen tanaman sayuran atau sereal memiliki manfaat untuk mengendalikan pertumbuhan gulma, mencegah erosi, serta meningkatkan kandungan nutrisi dan kualitas tanah.

5. Mengelola nutrisi tanaman

Manajemen nutrisi tanaman merupakan langkah penting untuk meningkatkan kesehatan tanah dan menjaga keberlangsungan lingkungan. Salah satu cara untuk melakukannya adalah dengan menggunakan pupuk kandang dan menanam tanaman legum sebagai tutup tanah, yang tidak hanya meningkatkan kesuburan tanah tetapi juga mengurangi pengeluaran untuk membeli pupuk anorganik. Beberapa jenis pupuk organik yang bermanfaat meliputi pupuk kompos, kascing, dan tanaman hijau sebagai sumber nutrisi.

6. Menerapkan agroforestri

Agroforestri adalah suatu metode pengelolaan lahan pertanian yang menggabungkan tanaman musiman dan tanaman tahunan dengan tujuan meningkatkan profitabilitas serta menjaga kelestarian lingkungan. Metode ini dapat membantu meningkatkan variasi tanaman di area pertanian untuk mengurangi risiko kegagalan panen, melindungi tanah dari erosi, dan mengurangi ketergantungan pada pupuk dari luar lahan karena adanya siklus penggunaan kembali sisa tanaman.

7. Diversifikasi Tanaman

Diversifikasi tanaman adalah strategi menanam atau merawat lebih dari satu jenis tanaman dalam satu area pertanian. Pendekatan ini menjadi salah satu opsi untuk mengurangi risiko kegagalan pertanian karena kondisi cuaca yang ekstrim, serangan hama, dan fluktuasi harga pasar.

Selain itu, diversifikasi tanaman juga berperan dalam pelestarian lahan, memelihara habitat satwa liar, dan meningkatkan populasi serangga yang menguntungkan. Dari perspektif ekonomi, diversifikasi tanaman dapat meningkatkan pendapatan petani sepanjang tahun dan mengurangi kerugian akibat potensi kegagalan dalam menanam satu jenis tanaman saja.

Praktik Pertanian Berkelanjutan untuk Kebun Kelapa Sawit

Perkebunan kelapa sawit merupakan salah satu subsektor pertanian selain perikanan, peternakan, kehutanan, hortikultura, tanaman pangan, dan usaha jasa pertanian. Jika demikian, apakah praktik-praktik pertanian berkelanjutan di atas dapat dilakukan untuk perkebunan kelapa sawit?

Jenis usaha perkebunan seperti kebun kelapa sawit juga memiliki risiko yang tinggi terhadap keberlangsungan usaha dan juga kerusakan lingkungan. Praktik pertanian berkelanjutan seperti menjaga kualitas air, mengendalikan hama dengan metode Pengendalian Hama Terpadu, dan mengelola nutrisi tanaman dengan menggunakan pupuk organik dapat dilakukan untuk perkebunan kelapa sawit.

Butuh sistem perkebunan untuk keberlangsungan bisnis kelapa sawit Anda? Hubungi Arvis di WhatsApp ini

Kesimpulan

Pertanian berkelanjutan menjadi konsep yang dapat membantu manusia untuk tetap dapat menggali produksi sampai ke generasi berikutnya tanpa merusak lingkungan. Ada beberapa praktik dari konsep ini yang dapat diterapkan pada perkebunan kelapa sawit, seperti menjaga kualitas air, mengendalikan hama dengan metode Pengendalian Hama Terpadu, dan mengelola nutrisi tanaman dengan menggunakan pupuk organik.

Sistem Perkebunan E-Plantation Arvis

Evolusi konsep pertanian dan perkebunan sangat dipengaruhi oleh perkembangan teknologi. Selain pergantian penggunaan alat tradisional ke mesin, penggunaan teknologi dalam bentuk perangkat lunak atau software juga mempengaruhi evolusi ini. Salah satu jenis teknologi dalam bentuk perangkat lunak yang dapat digunakan untuk perkebunan adalah sistem perkebunan.

Anda yang saat ini membutuhkan sebuah sistem perkebunan untuk menunjang kegiatan operasional kebun kelapa sawit, Anda bisa menggunakan sistem perkebunan E-Plantation Arvis.

Artikel Terkait: Kelapa Sawit Indonesia: Sejarah, Perkembangan, dan Revolusi Teknologinya

Mengapa E-Plantation?

E-Plantation Arvis merupakan sistem perkebunan yang dibuat khusus untuk menunjang kegiatan operasional perkebunan kelapa sawit. Sistem ini dilengkapi dengan berbagai macam fitur yang bisa Anda gunakan untuk menunjang kegiatan operasional perkebunan kelapa sawit Anda.

Salah satu fitur unggulan dari sistem perkebunan E-Plantation Arvis adalah fitur dashboard. Fitur ini bisa Anda gunakan untuk mengetahui kondisi kebun dimana saja dan kapan saja. Informasi yang disajikan dalam fitur ini juga bisa Anda gunakan sebagai acuan untuk pengambilan keputusan dan langkah selanjutnya demi keberlangsungan bisnis kebun kelapa sawit Anda.

Tertarik ingin mencoba sistem perkebunan E-Plantation Arvis? Hubungi tim Arvis segera lewat nomor WhatsApp ini atau isi formulir penjadwalan demo di sini. Hanya sistem perkebunan E-Plantation Arvis, solusi kemudahan mengelola kebun sawit Anda.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *