Kenali Apa itu Peremajaan (Replanting) Kelapa Sawit Beserta Tahapannya

Kenali Apa itu Peremajaan (Replanting) Kelapa Sawit Beserta Tahap Pelaksanaanya

Sama halnya dengan manusia, pohon atau pokok kelapa sawit Anda akan mengalami penurunan produktivitas seiring berjalannya waktu. Ini biasa terjadi saat mereka berada pada rentang usia 20 hingga 25 tahun. Pada umur tersebut, pokok sawit bisa dikatakan tua. Untuk mengatasi permasalahan ini, Anda perlu melakukan peremajaan kelapa sawit. Peremajaan kelapa sawit atau replanting adalah upaya untuk mempertahankan produktivitas perkebunan kelapa sawit dengan cara mengganti tanaman yang sudah tidak produktif dengan tanaman baru.  

Jenis-Jenis Peremajaan Kelapa Sawit

Umumnya, terdapat tiga jenis peremajaan yang bisa diterapkan pada perkebunan sawit yang Anda miliki. Ketiganya ialah tebang serentak, tebang bertahap atau underplanting, dan tumpang sari. Untuk memahami kelebihan dan kekurangan setiap jenisnya, simak paragraf berikut ini.

Model Peremajaan Kelapa Sawit Tebang Serentak

Peremajaan Kelapa Sawit Dengan Tebang Serentak
Peremajaan Sawit Dengan Tebang Serentak (YouTube/SawitKita TV)

Sesuai namanya, metode ini dilakukan dengan menebang seluruh pokok sawit tua dan menanam lahan yang telah kosong dengan pokok sawit baru. Ketika menerapkan metode tumbang serentak, Anda perlu menunggu sekitar tiga tahun untuk kembali mendapatkan hasil dari perkebunan sawit Anda.  Jadi selama masa pertumbuhan, Anda tidak akan melakukan proses produksi mau pun penjualan tandan buah segar (TBS). Ini menjadi salah satu kekurangan dari metode ini. Meskipun begitu, tebang serentak membuat Anda bisa mempersiapkan dan mengelola lahan dengan baik sehingga menurunkan risiko serangan hama. 

Model Peremajaan Bertahap (Underplanting)

Peremajaan Kelapa Sawit Underplanting (YouTube/The Brondols)

Jika ingin tetap mengelola hasil sawit Anda, maka metode peremajaan underplanting bisa jadi alternatifnya. Dengan metode ini, Anda hanya perlu menebang dan menanam sebagian dari lahan perkebunan Anda. Sementara itu, sisa lahan yang ada akan mulai diremajakan setelah pokok baru pada tahap sebelumnya berbuah. Meski perkebunan Anda masih bisa menghasilkan selama proses peremajaan, menerapkan metode ini bisa menyebabkan umur panen pokok sawit Anda jadi tidak seragam. Selain itu, risiko serangan hama dan penyakit terhadap pohon muda turut meningkat. 

Artikel terkait: Cara Pemeliharaan Berikut Bisa Jaga Kualitas Kelapa Sawit Anda! 

Peremajaan Kelapa Sawit Dengan Model Tumpang Sari

Peremajaan Kelapa Sawit Secara Tumpang Sari
Gambaran Peremajaan Kelapa Sawit Dengan Metode Tumpang Sari (YouTube/Agus Susanto)

Metode ini berjalan dengan sistem tebang serentak. Namun, lahan kosong di antara pokok sawit muda bisa Anda tanami dengan tumbuhan sela seperti umbi-umbian. Jadi sembari menunggu pokok baru berbuah, Anda bisa memperoleh pemasukan dari penjualan umbi-umbian. Tak hanya itu, sisa panen dari tanaman sela bisa menjadi pupuk alami sehingga mampu meningkatkan kesuburan lahan sawit Anda.

Tahapan Peremajaan Kelapa Sawit

Peremajaan kelapa sawit dimulai dengan penumbangan pokok yang sudah tua hingga akhirnya dapat menggantikannya dengan pokok muda. Namun, ada beberapa hal yang perlu Anda ketahui untuk setiap tahapnya. Oleh karena itu, simak informasi detail mengenai langkah peremajaan sawit di bawah ini. 

Penumbangan Tanaman Yang Sudah Tidak Produktif

Proses ini dilakukan dengan bantuan racun herbisida paraquat atau diquat. Untuk setiap pohonnya, Anda hanya perlu sekitar 50 sampai dengan 75 ml. Pertama-tama, buatlah lubang di sekeliling pangkal pohon dengan kedalaman 1 meter menggunakan bor atau kapak. Setelah itu, suntikkan herbisida ke dalam lubang yang telah dibuat. Tunggu selama empat minggu hingga daunnya mengering. Saat itulah, Anda bisa mulai memotong akar sawit berukuran besar yang berada di dekat pangkal batang dan dekat permukaan tanah. Terakhir, gunakan excavator untuk membantu dalam proses pembongkaran pokok sawit Anda.

Pencacahan Batang Dan Cabang

Proses pencacahan bertujuan untuk memperkecil ukuran batang dan cabang kelapa sawit sehingga proses pembusukannya dapat berlangsung lebih cepat. Lebih lanjut, proses ini mampu mencegah hama dan penyakit membuat sarang pada bagian pokok yang telah ditebang. Untuk mempermudah proses pencacahan, Anda bisa menggunakan alat bantu, yaitu chipping bucket.

Pemupukan Lahan Sawit

Potongan batang dan cabang yang telah membusuk sempurna bisa berfungsi sebagai penyubur alami lahan sawit Anda. Oleh karena itu, pada tahap ini, Anda perlu menyebarkannya ke seluruh area lahan sehingga pupuk alami ini bisa terserap dengan maksimal dan menyuburkan lahan perkebunan secara merata. 

Penanaman Tumbuhan Penutup Tanah

Tanaman penutup tanah atau juga dikenal sebagai legume cover crop (LCC) mendatangkan sejumlah manfaat bagi lahan sawit Anda pasca penebangan. Manfaat tersebut di antaranya memperbaiki sifat fisika, kimia, dan biologi tanah, menjaga tingkat kelembabannya, mencegah terjadinya erosi, serta menekan pertumbuhan gulma. 

Beberapa tanaman penutup tanah yang umum digunakan berasal dari keluarga kacang-kacangan, misalnya Calopogonium mucunoides, Pueraria javanica, Centrocema pubescens, Caloppgonium caerelium, serta Mucuna brachteata. Sebagai catatan, jika Anda menggunakan model peremajaan tumpang sari, maka lcc bisa digantikan dengan tumbuhan sela. 

Pemancangan Lahan Sawit

Pemancangan adalah kegiatan memasang patok (ajir atau pancang) sebagai tanda pembuatan lubang tanam pokok kelapa sawit muda sehingga memudahkan pekerja yang menanam bibitnya. Pemasangan ini dilakukan dengan jarak tertentu sesuai dengan rencana yang dibuat sebelumnya. Ketika melakukan pemancangan, pastikan ajir yang Anda pasang sudah tepat posisinya. Sebab, ini dapat berpengaruh pada sama atau tidaknya luas tempat tumbuh dari masing-masing pohon sawit. Jika luasnya sama, maka pertumbuhan setiap pohon juga berpotensi sama atau seragam. 

Lakukan Konservasi Tanah

Proses ini difungsikan untuk mencegah terjadinya erosi pada lahan perkebunan, terutama pada lahan yang miring. Selain itu, ini juga berfungsi untuk mengatur sistem pembuangan air agar tidak mengganggu pertumbuhan akar dan kandungan unsur hara di dalam tanah. Pada tahap konservasi, Anda akan melakukan sejumlah aktivitas seperti pembuatan teras kontur, teras individu, benteng kontur, rorak, dan parit. 

Pembuatan Lubang Tanam

Melansir beberapa sumber yang ada, lubang yang ideal untuk menanam sawit berukuran 60 x 60 x 60 cm. Maksudnya, bagian atas dan bawah lubang akan dibuat dengan ukuran 60 x 60 cm dengan kedalaman 60 cm. Selain ukuran tersebut, beberapa petani seringkali menggunakan ukuran 50 x 40 x 40 cm. Perlu diperhatikan, ketika menggali lubang tanam, letakkan tanah bagian atas atau top soil secara terpisah dengan tanah bagian dalam. Hal ini akan memudahkan proses penanaman kelapa sawit Anda. Setelah itu, diamkan lubang yang ada selama kurang lebih dua minggu untuk mengurangi tingkat keasamannya dan menciptakan kondisi optimal untuk perkembangan kelapa sawit.

Penanaman Kelapa Sawit

Langkah terakhir dari peremajaan ialah menanam pokok sawit muda. Pada tahap inilah pemisahan tanah yang dilakukan sebelumnya akan banyak membantu. Ketika proses penanaman, top soil akan diletakkan di bagian bawah lubang dengan tambahan pupuk lubang, misalnya  TSP atau SP 36. Karena tanah jenis ini lebih subur dibanding lainnya, maka akar bisa tumbuh lebih optimal. Selanjutnya, buka plastik polybag dengan hati-hati dan letakkan bibit tersebut pada lubang tanam. Langkah terakhir, timbun bibit dengan tanah bagian dalam.  

Demikian pembahasan mengenai peremajaan sawit yang bisa Anda pelajari. Jika dianalisis berdasarkan kekurangan dan kelebihan masing-masing metode peremajaan, tumpang sari menjadi yang paling menguntungkan. Sebab, selain tetap mendapatkan pemasukan dari penjualan tanaman sela, Anda juga akan memiliki sawit dengan umur panen yang sama dan mendapatkan pupuk alami dari sisa pemanenan tanaman tersebut. Meskipun begitu, pemilihan metode peremajaan mana yang terbaik bersifat subjektif. Artinya, Anda perlu menyesuaikan pemilihannya dengan kebutuhan usaha sawit Anda. 

Setelah Peremajaan Dilakukan, Catat Dan Pantaulah Data Perkebunan Anda Dengan E-Plantation Arvis 

Selain sejumlah langkah yang disebutkan sebelumnya, Anda juga perlu mencatat informasi pokok sawit muda Anda untuk mempermudah proses perawatan dan pengawasan. Ini bisa Anda lakukan dengan satu sistem terpusat serta dapat diakses dari mana pun dan kapan pun. Sistem tersebut bernama E-Plantation yang dikembangkan oleh Arvis. Beberapa informasi seputar pokok sawit yang bisa Anda catat di antaranya jumlah pohon yang ditanam, letaknya pada sebuah blok, luas blok, tahun tanam, jadwal piket, jumlah baris, jenis varietas, hingga nama penanggung jawab pada masing-masing blok.

Artikel terkait: Implementasi E-Plantation Pada Sistem Perkebunan Kelapa Sawit Milik PT Sahabat Agro Group

Tak hanya itu, sistem digital ini akan memudahkan karyawan lapangan Anda untuk mencatat data hasil panen dan perawatannya. Cukup isikan data lapangan pada buku kerja yang ada di dalam sistem, kumpulkan datanya, laporan dari data tersebut akan otomatis muncul pada menu dashboard, dan Anda dapat memantaunya secara realtime. Tertarik mencobanya? Segera hubungi tim Arvis lewat kontak WhatsApp berikut atau mengisi formulir yang dapat Anda temui di sini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *