User Acceptance Testing: Definisi, Fungsi, dan Jenisnya

User Acceptance Testing

SDLC atau Systems Development Life Cycle adalah tahapan kerja yang banyak digunakan oleh pengembang untuk membuat sistem atau aplikasi. Dalam tahapan kerja ini, ada sebuah proses penting yang tidak boleh dilewatkan. Proses ini dinamakan User Acceptance Testing atau UAT. Apa itu UAT? Apa saja fungsinya?

Jika Anda ingin mengembangkan sebuah sistem atau aplikasi, Anda perlu mengenal yang namanya User Acceptance Testing atau UAT. Cari tahu apa itu UAT, apa saja fungsinya, dan juga jenisnya dengan menyimak penjelasan lengkapnya berikut ini.

Definisi User Acceptance Testing

Proses penting yang perlu dilakukan setelah proses coding dalam Systems Development Life Cycle atau SDLC dikenal sebagai after development process. After development process sendiri mencakup tiga proses penting, yaitu:

  • System Integration Testing (SIT)
  • Deployment
  • User Acceptance Testing (UAT)

After development process yang akan kita bahas bersama di sini adalah User Acceptance Testing (UAT). 

User Acceptance Testing merupakan tahap akhir dari proses testing sebuah sistem atau aplikasi. Pengujian setiap fungsi yang ada dalam sistem atau aplikasi dilakukan di tahap ini. User Acceptance Testing juga dikenal sebagai Acceptability Testing, Beta Application, atau End-User Testing. UAT memberikan kesempatan bagi pengguna (user) untuk berinteraksi langsung dengan sistem atau aplikasi yang sudah dibuat dan mencari tahu apakah semuanya berfungsi sebagaimana mestinya.

Tujuan dari dilakukannya testing dengan UAT adalah untuk memvalidasi bahwa aplikasi perangkat lunak yang sudah dibuat memenuhi kebutuhan dan persyaratan spesifik pengguna yang dituju sebelum dirilis secara resmi, memastikan fungsionalitasnya, kegunaannya, dan keselarasannya dengan skenario dunia nyata.

Fungsi User Acceptance Testing

Fungsi utama dari proses testing dengan UAT adalah untuk memastikan bahwa sistem atau aplikasi yang sudah dibuat sesuai dengan kebutuhan pengguna dan siap untuk diluncurkan. Jika Anda tidak melakukan UAT, kemungkinan besar Anda akan melewatkan beberapa fitur yang tidak sesuai atau tidak berfungsi yang akan berdampak pada kelancaran operasional bisnis Anda.

Fungsi UAT lainnya yaitu menjaga kualitas sistem atau aplikasi yang sudah dibuat tanpa adanya bug atau issues apa pun. Jika dilihat dari sisi pengembang, UAT juga menjadi salah satu cara bagi tim pengembang untuk menjaga kepuasan dan kepercayaan client.

Jenis User Acceptance Testing

Anda sudah mengetahui apa itu User Acceptance Testing atau UAT dan juga fungsinya dalam pengembangan sebuah sistem atau aplikasi. Menurut halaman situs Usersnap, UAT terdiri dari 5 jenis, yaitu Alpha & Beta Testing, Contract Acceptance Testing, Regulation Acceptance Testing, Operational Acceptance Testing, dan Black Box Testing.

1. Alpha & Beta Testing

Alpha testing biasanya dilakukan di lingkungan pengembangan dan biasanya dilakukan oleh tim atau staf pengujian internal jauh sebelum produk dirilis ke penguji atau pengguna eksternal. Beta testing juga dikenal sebagai field testing, berlangsung di lingkungan pengguna dan melibatkan beberapa pengujian ekstensif. Baik Alpha maupun Beta Testing dilakukan sebelum sebuah sistem atau aplikasi dirilis ke pengguna.

2. Contract Acceptance Testing (CAT)

Jenis User Acceptance Testing atau UAT yang kedua yaitu Contract Acceptance Testing atau CAT. Proses pengujian sistem atau aplikasi dengan CAT dilakukan berdasarkan kriteria penerimaan dan spesifikasi tertentu yang telah ditentukan sebelumnya dan disepakati dalam kontrak. Kriteria dan spesifikasi ini ditetapkan selama negosiasi kontrak.

3. Regulation Acceptance Testing (RAT)

Regulation Acceptance Testing (RAT) juga dikenal sebagai Compliance Acceptance Testing. Pengujian yang dilakukan dalam RAT dilakukan dengan memeriksa apakah sistem atau aplikasi yang sudah dibuat mematuhi peraturan yang ada. Hal ini berkaitan dengan peraturan hukum yang dibuat oleh pemerintah tentang pengembangan suatu sistem atau aplikasi.

4. Operational Acceptance Testing (OAT)

Operational Acceptance Testing (OAT) juga dikenal sebagai Operational Readiness Testing atau Production Acceptance Testing. Dalam OAT, pengujian yang dilakukan bertujuan untuk memastikan adanya alur kerja yang memungkinkan sistem atau aplikasi tersebut bisa digunakan. Hal-hal yang perlu dipastikan mencakup alur kerja untuk rencana pencadangan, pelatihan pengguna, fase pengujian sistem, dan berbagai proses pemeliharaan serta pemeriksaan keamanan.

5. Black Box Testing

Jenis UAT yang terakhir yaitu Black Box Testing. Black Box Testing sering dikategorikan sebagai alat UAT yang fungsional. Pengujian yang dilakukan di Black Box Testing adalah menganalisis fungsi tertentu tanpa membiarkan penguji (tester) melihat struktur kode internal. Banyak tim Quality Assurance (QA) dan tim pengembang yang sering menggunakan Black Box Testing untuk proses UAT mereka.

Artikel Terkait: Mengenal Deployment, Proses Penting Setelah Pengembangan Sistem

Arvis Menerapkan User Acceptance Testing dalam Layanan Pengembang Software-nya

Jika Anda adalah satu dari sekian banyak orang yang ingin membuat dan mengembangkan sebuah sistem atau aplikasi untuk bisnis Anda, Anda tidak boleh salah dalam memilih tim pengembang. Pastikan tim pengembang yang Anda pilih juga menerapkan after development process dengan User Acceptance Testing agar sistem atau aplikasi yang dibuat berkualitas dan juga sesuai dengan kebutuhan Anda.

Arvis adalah salah satu software company terbaik di Indonesia yang menerapkan after development process dengan User Acceptance Testing dalam layanan pengembang software-nya. Arvis memiliki tools dan format khusus untuk memastikan UAT yang dilakukan oleh tim pengembang berjalan efektif dan juga efisien.

Jika Anda tertarik dengan layanan pengembang software dari Arvis, hubungi tim Arvis segera lewat nomor WhatsApp ini. Mari bangun sistem atau aplikasi yang sesuai dengan kebutuhan bisnis Anda bersama Arvis!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *